Senin, 18 Oktober 2010

Proses Belajar


BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sering dikatakan bahwa proses belajar pembelajaran adalah merupakan proses komunikasi dimana terjadi proses penyampaian pesan tertentu dari sumber belajar (misalnya guru, instruktur, media pembelajaran,dll.) kepada penerima (peserta belajar, murid, dsb), dengan tujuan agar pesan (berupa topik-topik dalam mata pelajaran tertentu) dapat diterima (menjadi milik, di-shared) oleh peserta didik / murid-murid. Kesadaran yang demikian ini tidaklah dijumpai dalam penyelenggaraan pendidikan yang telah berlangsung dari abad ke abad, melainkan baru terjadi pada sekitar tahun 1950-an, pada waktu Berlo mengembangkan suatu model komunikasi yang disebutnya SMCR, singkatan dari Source, Message, Channel dan Receiver. Model SMCR dimaksudkan untuk menunjukkan terjadinya proses komunikasi antar manusia (human communication) yang diilhami oleh model komunikasi yang telah dikembangkan lebih dahulu oleh Shannon-Weaver pada tahun 1946 dalam bidang matematika dan elektronik dengan unsur-unsur komunikasi seperti Source (Sumber), Transmitter (pemancar), Message (pesan), Signal, Noise (gangguan), Receiver (pesawat penerima) dan Destination (tujuan yaitu orang yang diharapkan dapat menerima pesan yang disampaikan).
Adanya kesadaran bahwa proses belajar dan pembelajaran adalah merupakan proses komunikasi membawa implikasi-implikasi yang sangat penting dan mendasar bagi penyelenggaraan dan pelaksanaan serta hakikat proses belajar dan pembelajaran itu sendiri.
            I.2 Rumusan Masalah
            1.  Apakah makna proses belajar
            2. Apasajakah tahap-tahap proses belajar
            3. Apa sajakah tahap-tahap yang mempengaruhi proses belajar
            4. Kebermaknaan dalam pembelajaran
            I.3 Tujuan Masalah
            1. Mengetahui makna proses belajar
            2. Mengetahui tahap-tahap proses belajar
            3. Mengetahui tahap-tahap yang mempengaruhi proses belajar
            4.  Mengetahui Kebermaknaan dalam pembelajaran






BAB II
                                                            PEMBAHASAN         
II.1 Makna proses belajar
Proses belajar adalah serangkaian aktifitas yang terjadi pada pusat saraf indifidu yang belajar. proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan tidak dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya. perubahan perilaku tersebut bisa dalam hal pengetahuan, afektif, maupun psikomotoriknya       .
               Menurut Gagne ( Winkel, 2007 ), proses belajar , terutama belajar yang terjadi di sekolah, itu melalui tahap-tahap atau fase-fase: motivasi, konstrensasi, mengolah, menggali 1, menggali 2, prestasi, dan umpan balik. Tahap-tahap atau fase-fase tersebut digambarkan dalam table dibawah ini:
Tabel proses belajar dan langkah-langkah instruksional
Fase-fase dalam belajar
Rangkaian langkah-langkah instruksional dan diskripsi singkat
1.      Fase motivasi
Siswa sadar akan tujuan yang ingin dicapai dan bersedia melibatkan diri.
Guru menimbulkan motivasi belajar pada siswa akan tujuan instruksional yang ingin di capai.
2.      Fase konsentrasi
Siswa harus memperhatikan unsure-unsur yang relevan sehingga terbentuk pola perceptual tertentu
Guru mengarahkan perhatian siswa supaya memerhatikan unsure- unsure pokok dalam materi (selective perception ).
3.      Fase pengolahan
Siswa menahan informasi dalam ingatan jangka pendek dan mengolah informasi yang di ambil maknanya.
Guru membantu siswa mencerna dan memahami pelajaran dengan menuangkan dalam bentuk verbal, sekema, atau bagan
4.      Fase menyimpan
Siswa menyimpan informasi yang telah diolah dalam ingatan jangka panjang panjang informasi dimasukkan ke dalam ingatan. hasil belajar sudah diperoleh, sebagian atau keseluruhan.
Pada saat ini informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang masih belum stabil karena pengolahan kurang matang. oleh karena itu, guru harus memberikan bimbingan agar siswa dapat menemukan kestabilan dalam mengolah informasi tersebut.
5.      a. Fase Menggali 1
Informasi yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang digali dan dimasukkan kedalam ingatan jangka pendek. Informasi ini dikaitkan dengan informasi baru atau dikaitkan dengan sesuatu di luar lingkup bidang studi yang bersangkutan (ditransfer ). di masukkan ke dalam  LTM.
1.      Guru memberikan pertanyaan yang terarah untuk menggali memori di LTM ( seperti dalam no 3). hal ini juga dappat dilakukan dalam rangka belajar topic baru nanti
2.      Guru membantu siswa menggali hasil yang baru saja diperoleh dari LTM dan mengaitkannya dengan sesuatu di luar lingkup pelajaran yang bersangkutan (transfer pulsa )

b. Fase menggali 2
Siswa menggali informasi yang tersimpan di LTM dan mempersiapkannya sebagai masukan bagi. fase prestasi. langsung atau melalui STM

6.      Fase Prestasi
Informasi yang digali digunakan untuk unjuk kerja/ prestasi yang menampakkan hasil bekerja
Guru memberikanpetunjuk tentang bentuk prestasi yang sedang diberikan. Guru memberikan instruksi yang jelas apakah prestasi itu akan dicapai dalam bentuk tertulis, lisan, ataukah perbuatan
7.      Fase umpan Balik

Siswa mendapat konfirmasi sejauh mana prestasinya tepat.

Guru memberikan umpan balik segera sesudah prestasi diberikan kedalam bentuk perbuatan / demonstrasi atau uraian lisan. Guru juga memberikan umpan balik sesegera mungkin setelah uraian tertulis diperiksa.

II.2 Tahap-tahap proses belajar
A.     Tahap Motifasi
tahap motivasi yaitu saat motivasi dan keinginan siswa untuk melakukan kegiatan belajar bbangkit. misalnya siswa tertarik untuk memerhatikan apa yang akan dipelajari , melihat gurunya dating, melihat apa yang ditunjukkan guru.
B.     Tahap konsentrasi
Tahap Konsentrasi yaitu saat siswa harus memusatkan perhatian, yang telah ada pada tahap motivasi, untuk tertuju pada hal-hal yang relevan dengan apa yang akan dipelajari. pada fase motivasi mungkin perhatian siswa hanya tertuju kepada penampilan guru (pakaian, tas, model rambut, sepatu dan lain sebagainya).

C.     Tahap mengolah
Siswa menahan informasi yang diterima dari guru dalam short Term Memory, atau tempat penyimpanan ingatan jangka pendek, kemudian mengolah informasi-informasi untuk diberi makna (meaning) berupa sandi-sandi sesuai dengan penangkapan masing-masing. Hasil olahan itu berupa symbol-simbol khusus yang antara satu siswa lainnya berbeda.symbol hasil olahan bergantung dari pengetahuan dan pengalaman sebelumnya serta kejelasan penangkapan siswa.karena itu, tidaklah merupakan  hal yang aneh jika setiap siswa akan berbeda penangkapannya terhadap hal yang sama yang diberikan oleh seorang guru.
D.     Tahap menyimpan
yaitu siswa menyimpan symbol-simbol hasil olahan yang telah diberi makna ke dalam long Term Memory (LTM) atau gudang ingatan jangka panjang. pada tahap ini hasil belajar sudah diperoleh , baik baru sebagaian maupun keseluruhan. perubahan-perubahan pun sudah terjadi, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Untuk perubahan sikap dan keterampilan itu diperlukan belajar yang tidak hanya sekali saja, tapi harus beberapa kali, baru kemudian tampak perubahannya.
E.     A. Tahap menggali (1)
yaitu siswa menggali informasi yang telah disimpan dalam LTM ke STM untuk dikaitkan dengan informasi baru yang dia terima . ini terjadi pada pelajaran waktu berikutnya yang merupakan kelanjutan pelajaran sebelumnya. panggilan ini diperlukan agar apa yang telah disukai menjadi kesatuan dengan yang akan diterima, sehingga bukan menjadi yang lepas-lepas satu sama lain. setelah panggilan informasi dan dikaitkan dengan informasi baru, maka terjadi lagi pengolahan informasi untuk diberi makna seperti halnya dalam tahap mengolah untuk selanjutnyadisimpan LTM lagi. 
                         B.  Tahap nmenggali (2)
Menggali yang telah disimpan dalam LTM untuk persiapan tahap prestasi, baik langsung maupun melalui STM.Tahap menggali 2 di perlukan untuk kepentingan kerja, menyelesaikan tugas, menjawab pertanyaan atau soal/ latihan.
F.      Tahap prestasi
                        Yaitu informasi yang telah tergali pada tahap sebelumnya digunakan untuk menunjukkan prestasi yang merupakan hasil belajar itu, misalnya, berupa ketrampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan tugas.
G.    Tahap umpan balik
                        Siswa memperoleh penguatan ( informasi ) saat perasaan puas atas prestasi yang ditunjukkan. Hal ini terjadi jika prestasinya tepat. Tapi sebaliknya, jika , jika prestasinya jelek, perasaan tidak puas maupun tidak senang itu bias saja diperoleh dari guru (eksternal ) atau dari diri sendiri ( internal ).
II.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
                        Secara umum factor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu factor internal dan factor eksternal.Kedua factor tersebut saling mempengaruhi hasil belajar individu sehingga menentukan hasil belajar.
A.    Faktor internal
                        Factor internal adalah factor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.Faktor-faktor internal ini meliputi factor fisisologis dan psikologis.

1).  Factor fisiologis
                  Factor-faktor fisiologis adalah factor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Factor-faktor ini dibedakan dengan  dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani.Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat mempengeruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu .sebaliknya, kondisi fisik yan lemah atau sakit akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani sangat mempengaruhi proses belajar, maka perlu  ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani . cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah: 1).  Menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh, karena kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu, dan mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar. 2) rajin berolah raga agar tubuh selalu bugar dan sehat. Kedua keadaan fungsi jasmani/ fisiologis .selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia mempengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktifitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar , panca indra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterina dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Panca indra yang  memoliki peran besar dalam aktifitasa belajar  adalah mata dan telinga. Oleh karena itu, baik guru maupun siswa perlu menjaga pancaindra dengan baik, baik secara preventif, maupun yang bersikap uratif, dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksaan kesehatan fungsi mata dan telinga secara periodic, mengkonsumsi makanan yang bergizi, dan lain sebagainya. 

2).  Faktor psikologis

                  Faktor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa factor psikologis yang utama memengaruhi proses belajar .belajar adalah kecerdasan siswa , motivasi, minat, sikap dan bakat.
·         Kecerdasan / intelegensi siswa
Pada umumnya kecerdasan  kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan  diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat . dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja tetapi juga organ –organ tubuh yang lain. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan , tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi(executive control) dari hampir seluruk aktivitas manusia.
                  Kecerdasan merupakan factor psikologis yang paling penting dalam proses belajar  siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi tingkat inteligensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut mreraih sukses dalam belajar .sebaliknya, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Oleh karena itu,  perlu  bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua dan lain sebagainya. Sebagai factor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan pemahamantentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru atau guru professional, sehingga mereka dapat memahami tingkat kecerdasan istimewa.
                  Para ahli membagi tingkatan IQ bermacam-macam, salah satunya adalah penggolongan tingkatan IQ berdasarkan tes Stanford-binet yang telah direfisi oleh terman dan Merill sebagai berikut ( Fudyartanto, 2002).




Distribusi kecerdasan IQ menurut Stanford Revision
Tingkat kecerdasan IQ
Klasifikasi
140-169
Amat superior
120-139
Superior
110-119
Rata-rata tinggi
90-109
Rata-rata
80-89
Rata-rata rendah
70-79
Batas lemah mental
20-69
Lemah mental

Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orangtua dan guru atau pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater.Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi kemampuan belajar seseorang. Pehaman terrhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu mengarahkan dan merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.
Ø  Motivasi
Motivasi adalah satu factor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.Motifasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam  diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat ( Salvin, 1994 ). Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.
Dari sudut sumbernya, motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ektrinsik.Motivasi intrinsic adalah semua factor yang berasal dari semua factor yang berasal dari dalam diri individu dan memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu.
Motifasi ekstrinsik adalah factor yang dating dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar.
Ø  Minat
Secara sederhana, minat (intrenset) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.Menurut Reber ( Syah, 2003 ), minat bukanklah istilah yang popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbgai factor internal lainnya, seperti pemusatan , perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.
Ø  Sikap
Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relative tetap terhadap objek, orang, peristiwa dan sebagainya, baik secara positif maupun negative (Syah, 2003).
Ø  Bakat
Factor psikilogis lain yang mempengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat (aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan dating (Syah, 2003).
B.     Faktor-faktor eksternal
Selain karakteristik siswa atau factor-faktor endogen, factor-faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar sisiwa dalam hal ini , Syah (2003) menjelaskan bahwa factor-faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua yaitu, factor lingkungan social dan factor lingkungan nonsosial.
*      Lingkungan social
A.    Lingkungan social sekolah , seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motifasi bagi siswa untuk belejar lebih baik di sekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.
B.     Lingkungan social masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan brlum dimilikinya.
C.     Lingkungan sosial keluarga, lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua , demografi keluarga(letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orangtua, anak-anak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik. 
*      Lingkungan nonsosial. Factor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah:
A.    Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yag tidak terlalu silau/ kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap,suasana yang sejuk dan senang.
B.     Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah, alatalat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga dan lain sebagainya.kedua software, seperti kurikilum sekolah, peraturanperaturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain sebagainya.
C.     Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Factor ini hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa, begitu juga dengan metode mengajar guru, disesuaikan dengan kondisi perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan konstribusi yang positif terhadap aktifitas belajar siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.
            II.4 Kebermaknaan dalam pembelajaran
Demikian sebuah ungkapan seorang tokoh pendidikan yang menarik untuk kita cermati berkenaan dengan membangun kebermaknaan dalam pembelajaran atau sekolah.Memiliki sebuah arti atau kebermaknaan dalam belajar menjadi salah satu faktor yang kuat dan juga menentukan dalam keberhasilan pendidikan.  Seorang anak akan bersungguh-sungguh mengikuti proses pembelajaran ketika dia memahami tujuan, manfaat serta keuntungan dari proses pembelajaran tersebut bagi dirinya.  Kebermaknaan yang ia miliki merupakan sumber motivasi kesungguhan belajarnya.  Sedangkan siswa yang tidak punya arti proses belajar bagi dirinya sendiri, akan tercermin dari perilaku misalnya kurang respon terhadap materi di kelas, prestasi yang biasa saja, bahkan melakukan pelanggaran.
Apabila dikembalikan kepada hakikatnya, manusia adalah makhluk bermakna, apapun yang dilakukan oleh manusia harus berdasar dan memiliki makna tertentu.  Untuk itulah upaya membangun kebermaknaan dalam proses pembelajaran merupakan sesuatu yang harus ada (conditio sine quanon).  Kebermaknaan dalam proses pembelajaran dapat ditanamkan dan dibangun sesuai dengan tingkat penalaran peserta didik dengan berbagai metode atau pendekatan.  Kebermaknaan yang dibangun haruslah menyeluruh, utuh (holistic), dan mendasar (substantif) yaitu meliputi hal yang kasat mata maupun yang abstrak, imanen maupun transenden.
Kebermaknaan yang sekiranya dapat ditanamkan pada siswa dalam proses pembelajarannya harus meliputi empat dimensi potensi dasar manusia, diantaranya fisiologis, intelektual, emosional, dan spiritual.  Berdasarkan keempat dimensi tersebut penulis merumuskan kembali kebermaknaan yang akan diterapkan pada siswa di sekolah menjadi ‘10 P’.Pertama, pahala.  Siswa harus yakin bahwa belajar atau sekolah adalah ibadah pada Allah Swt, dan apabila niatnya sudah ikhlas karena Allah pasti akan bernilai pahala sebagai investasi akhirat kelak.  Seorang anak yang memaknai belajar dan sekolahnya sebagai ibadah dan berharap dapat pahala kebaikan dari Sang Pencipta, tentu akan sungguh-sungguh dan sabar terus berjuang, anak harus yakin bahwa mereka memperoleh pengampunan dari kesabarannya dengan jalan mencari ilmu.  Anak harus yakin bahwa proses pembelajaran adalah sebagai “majelis ta’lim” dan di majelis ta’lim pasti akan turun rahmat Allah Swt berupa pahala kebaikan dan pengampunan Allah.
BAB III
KESIMPULAN
Proses belajar adalah serangkaian aktifitas yang terjadi pada pusat saraf indifidu yang belajar. proses belajar terjadi secara abstrak, karena terjadi secara mental dan tidak dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya. perubahan perilaku tersebut bisa dalam hal pengetahuan, afektif, maupun psikomotoriknya


Oleh Marsudi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar